Kamis, 10 November 2011

etil asetat



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.         Latar belakang
Indonesia adalah negara berkembang dimana sektor industri kecil maupun industri besar telah berkembang dengan pasar indonesia. Industri besar yang telah berkembang saat ini adalah industri cat, thiner, tinta, plastik,farmasi dan industri kimia organik.
Industri-industri tersebut dalam membuat produknya sangat membutuhkan pelarut dalam jumlah yang besar. Pelarut yang sering digunakan adalah etil asetat. Komposisi pelarut etil asetat yang mereka perlukan sangat menentukan hasil produk yang dihasilkan. Kebutuhan kebutuhan etil aset tentu tidak sebanding dengan produksi etil asetat di indonesia. Saat ini yang memproduksi etil asetat hanya dua perusahaan saja di indonesia.
Etil asetat merupakan senyawa organik yang bersifat mudah menguap dan mempunyai aroma yang khas, etil asetat dalam skala industri banyak di gunakan sebagai pelarut dalam industri cat, thiner, kosmetik, lem, farmasi, dan industri kimia organik.
Kebutuhan etil asetat yang tinggi, maka perlu produksinya etil asetat. Sehingga pembelian etil asetat dalam jumlah banyak dapat dikurangi dengan membuat etil asetat sendiri.
Reaksi esterifikasi fischer merupakan reaksi pembetukan etil aetatdengan mereaksikan antara asam asetat dan alkohol. Reaksi esterifikasi ficher ini telah lama dikenal dan merupakan salah satu reaksi pembentukan ester yang telah di temukan oleh emil fischer, seorang ilmuan organik pada abad ke 19.
Senyawa ester yang dikenal dengan etil asetat merupakan senyawaorganok yang bersifat mudah menguap dan mempunyai aroma yang khas. Etil asetat dalam skala indutri banyak digunakan sebagai pelarut pada industri cat,thiner, plastik, lem, kosmetik, farmasi dan industri kimia organik.
Etil asetat dalam laboratorium kimia organik digunakan sebagai pelarut bahan organik karena sifatnya tidak beracun seperti minyak dammar, mengingat kebutuhan etil asetat yang sengat tinggi maka sangat perlu untuk membuat pelaru etil asetat ini. Mengingat kebutuhan etil asetat yang sangat tinggi maka sangat perlu meningkatkan kebutuhan etil asetst yang sangat tinggi maka sangat perlu untuk membuat pelarut etil asetat ini. Fungsi etil asetat adalah sebagai obat bius dan sebagai pelarut dalam skala besar.

1.2.         Perumusan masalah
Pada skala laboratorium, etil asetat di produksi dari reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat, perumusan masalah yang akan dibahas adalah:
Rumusaan masalah yang dibahas adalah:
a.     Berapa persntase rendemen dan masa jenis etil asetat yang di hasilkan?
b.     Apakah etil astat yang dihasilkan memenuhi uji mutu standar nasional indonesia?

1.3.         Tujuan
a.     Untuk mendapatkan hasil randemen dan masa jenis etil asetat.
b.     Untuk menguji mutu etil astat yang diperoleh dangan menghitung densitas dari etil asetat dan membandingkannya denagn standar nasional indonesia?






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Etil asetat
Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3/ CH3COOC2H5.Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud cairan,tak berwarna tetapi memiliki aroma yang  khas.
Etil asetat merupakan pelarut polar menengah yang mudah menguap, tidak beracun dan tidak higrokopis. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 30% dan larut dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi, namun senyawa ini tidak stabil dalam air mengandung basa atau asam.
Etil asetat dapat dihirdolisis pada keadaan asam atau basa yang menghasilkan asam asetat dan etanol kembali.
Katalis yang digunakan adalah asam sulfat (H2SO4), karena berlangsungnya reaksi. Reaksi kebalikan hidrolisis yaitu, esterifikasi ficher. Untuk memperoleh hasil rasio yang tinggi biasanya digunakan asam kuat dengan proposi stoiklometris, misalnya natrium hidroksida. Reaksi ini menghasilkan etanol dan natrium asetat yang tidak dapat di reaksi lagi dengan etanol.
Sifat fisika dan kimia etil asetat dapat dilihat pada tabel dibawah ini:      
Sifat Fisika
Sifat Kimia
Berbau Khas
Rumus molekul
Titik didih : 77,1 0C
Mudah menguap
Densitas    : 0,89 gr/cm3
Tidak Beracun
Berat Molekul : 88,12 gr/mol
Tidak Higroskopis

Tidak berwarna
Tabel 1. Sifat fisika dan sifat kimia etil asetat





2.2  Bahan baku etil asetat
2.2.1 Asam asetat (CH3COOH)
Asam asetat adalah senyawa kimia asam organik, dan memiliki rumus ini sering kali ditulis dalam bentuk CH3COOH. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2 rumus ini sering ditulis dengan CH3COOH/CH3CO2H. Asam murni di sebut dengan asam asetat glacial. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan pada mata permanen, serta iritasi pada membran mukosa.
Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Asam asetat dalam produksi polimer digunakan dalam polietilena tereftalat, selulosa asetat dan polivini asatat, namun berbagai macam serat dan kain.
Sifat fisika dan kimia asam asetat dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Sifat fisika
Sifat kimia
Densitas: 1,049-1.266  gr/cm
Asam lemah
Massa molar: 60,09gr/mol
higriskopis
Titik lebur: 16,5 0C

Titik didih: 118,1 0C

Titik beku: 16,7 0C

Penampilan : cairan tidak berwarna

Keasaman: 4,76 pada suhu 250C

Aroma: berbau khas

Tabel 2. Sifat fisika dan sifat kimia asam asetat

2.2.2 Etanol (C2H5OH)
Etanol (C2H5OH) disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman berakohol dan temometer modern. Etanol adalah salah satu obat pereaksi tertua.
Etanol termasuk kedalam alkohol rantai tunggal dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Merupakan isomer konstitusional dari metil eter. Etanol sering di singkat menjadi etOH. Dengan “et” merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5). Etanol banyak di gunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk komsumsi dan kegunaan manusia.
Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
Sifat fisika dan sifat kimia etanol dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Sifat fisika
Sifat kimia
Titik didih : 78.40C
Reaksi asam basa
Titik leleh : -114,3
Halogenasi
Densitas : 0,784 gr/cm3
Pembentuk ester
Viskositas : 1200 cP(20)0C
Dehidrasi
Massa jenis
Oksidasi
Tabel 3. Sifat fisik dan sifat kimia etanol

2.2.3. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi atau produk. Katalis memastikan reaksi berlangsung lebih cepat untuk memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.katalis mengurangi energi yang dibutuhan untuk berlangsungnya reaksi.
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia.
Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di bumi oleh karena sifatnya yang hidroskopis, walaupun ddemikian asam sulfat merupakan komponen utama hujan asam yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksidasi di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfit dioksidasi adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan minyak yang mengandung sulfur (belerang).

Sifat  kimia
Sifat fisika
Dapat bereaksi penih dengan air
Massa molar: 98,08 g/mol
Higroskopis
Penampilan: bening
Dapat bereaksi dengan logam
Densitas: 1,84 g/cm3
Dapat bereaksi dengan asam dan basa
Titik leleh: 100C

Titik didih: 3370C
              Tabel 4. Sifat kimia dan fisika asam sulfat

2.3. Proses pembuatan etil asetat
Asam karboksilat dan alkohol dengan bantuan sam akan dihasilkan eter. Proses ini  disebut dengan reaksi esterifikasi ficher, dimana reaksi dapat dilihat di bawah ini:
R-COOH + R-OH                   R-COOR + H2O
Tahap – tahap pembuatan etil asetat adalah sebagai berikut:
1.     Esterifikai ficher
Proses esterifikasificher yaitu mereaksikan antara asam karboksilat dengan alkohol. Asam karboksilat yang digunakan adalah asam asetat (CH3COOH) dan alkohol yang digunakan adalah metanol (CH3OH).
Reaksi  sebagai berikut:

        H2SO4
  CH3COOH + C2H5OH                         CH3COOC2 + H2O
Asam Asetat    Eatanol        Katalis     Eteil Asetat      Air

2.     Proses pencucian dan pemisahan engan aquadest
Pencucian pemilihan dilakukan dicorong pisah, kemudian didiamkan sampai terbentuknya bidang batas.

3.     Pemurnian
Pemurnian bertujuan untuk memisahkan air yang masih terikat dengan menggunakan adsorben.




BAB III
METODE
3.1. Waktu dan tempat pelaksanaan praktik
Pelaksanaan praktik dilaksanakan dilaboratoriom kimia industri SMK negeri 2 Pekanbaru.
Hari/tanggal :
Waktu             :
3.2. Alat dan bahan:
3.2.1. Alat:
Adapun alat – alat yang digunakan dalam praktik sebagai berikut:
           Tabel  4. Alat proses pembuatan Etil Asetat
No.
Nama alat
Spesifikasi
Jumlah
1.
Piknometer.
Uncalibrasi
1 buah
2.
Gelas ukur.
200 ml
1 buah
3.
Gelas neraca.
100 ml
1 buah
4.
Termometer.

1 buah
5.
Corong kaca.

1 buah
6.
Kaca arloji.

1 buah
7.
Heating mentle.

1 buah
8.
Statif dan klem.

1 buah
9.
Neraca analitik.
Digital
1 buah
10.
Corong pisah.
125 ml
1 buah
11.
Magnet stirer.

1 buah
12.
Pipet tetes.

1 buah
13.
Pipet volum.

1 buah
14.
Labu distilasi.

1 buah
15.
kondensor

1 buah
3.2.2. Bahan:
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktik sebagai berikut:
              Tabel 5. Bahan pembuatan etil asetat
No
Nama bahan
Spesifikasi
Jumlah
1
Asam asetat glacial
Pa
25 ml
2
Asam sulfat
Pa
0.75 ml
3
Etanol
Teknis
55 ml
4
Na2CO3 jenuh
Pa
-
5
CaCl2
Pa
3 gr

3.3.  Prosedur kerja
3.3.1. Prosedur pembuatan biodiesel
1. Mempipet 55 ml etanol (C2H5OH).
2. Mempipet 25 ml asam asetat (CH3COOH.
3. Mencampurkan etanol dan asam asetat dalam labu distilat.
4. Menambahkan 0,75 ml asam sulfat (H2SO4).
5. Memasangankan pendingin atau refluk .
6. Merefluk selama 2 – 3 jam.
7. Menuangkan campuran kedalam 70 ml aquades di orong pisah dan didiamkan.
8. Memisahkan lapisan ester pada bagian atas.
9. Membuat larutan natrium bikarbonat dalam 12 ml air sampai jenuh.
10. Menambahkan 3 gr kalsium klorida .
11. Mencampurkan larutan tersebut kedalam ester.
12. Mendistilasi selama ± 3 jam.
13. Menguji mutu etil asetat dengan mengukur densitas eti1l asetat.
3.3.2. Prosedur uji mutu
1. Menimbang piknometer kosong.
2. Memasukkan sampel kedalam piknometer sampai jenuh.
3. Menimbang kembali piknometer tersebut.
4. Menghitung densitas dengan rumus:
= (berat piknometer + sampel) berat piknometer kosong
volume piknometer kosong
3.4. Blok diagram

Asam asetat
 
3.4.1 blok diagram pembuatan Etil asetat












































Etil asetat
 













                     Gambar 1 : Blog diagram pembuatan Etil asetat
3.4.2 blok diagram uji densitas
Blok diagram pengukuran densitas dapat di lihat pada gambar dibawah ini :














Hitung densitas
 







                       Gambar 2. Blok diagram pembuatan Densitas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar