1.1. Tujuan: Untuk mengektraksikan lemak dengan menggunakan pelarut polar/non polar.
1.2. Teori:
Ektraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak terdapat tercampur untuk mengambil zat terlarut dari satu pelarut ke pelarut lain.
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan atau legum terpenting kedua setelah kedelai di Indonesia. Di Indonesia menurut hasil penelitian dikenal empat macam varietas unggul yaitu, varietas gajah, banteng, macan, dan kijang. Varietas kijang mempunyai kandungan minyak terbesar yaitu 49,9% dari berat daging.
Biji kacang tanah digunakan sebagai pembuatan peanut butter sebanyak 23% sebagai kembang gula, 22% untuk kacang asin dan 4% untuk disangrai. Kacang tanah dimanfaatkan untuk berbagai makanan, antara lain sebagai kacang goreng, kacang rebus, sayur asam, bumbu gado-gado, tauge, minyak kacang, dan sisa ampas minyak dapat dibuat oncom.
Minyak kacang tanah digunakan sebagai bahan pangan maupun bahan non pangan. Bahan pangan digunakan sebagai minyak goreng, bahan dasar pembuatan margarine, mayones, salad dressing, dan mentega putih. Dan digunakan dalam industri sabun face krim, shaving krim, pencuci rambut dan bahan kosmetik lainnya. Dalam bidang farmasi digunakan untuk campuran pembuatan adrenalin, dan obat asma.
Kacang tanah dapat dipres sehingga minyaknya keluar. Hasil pres adalah kacang tanah dengan kadar minyak yang rendah, dan minyak kacang tanah. Selanjutnya kacang tanah dengan kadar minyak rendah digiling menjadi tepung kacang tanah. Sedangkan, minyak hasil pres dapat digunakan langsung sebagai minyak goreng.
Minyak kacang tanah merupakan minyak nabati yang dipergunakan untuk minyak goreng, bahan dasar pembuatan margarin mayonnaise, salad dressing dan mentega putih (shortening), dan mempunyai keunggulan bila dibandingkan dengan minyak jenis lainnya, karena dapat dipakai berulang-ulang untuk menggoreng bahan pangan. Selain itu minyak kacang tanah banyak digunakan dalam industri sabun, face cream, shaving cream, pencuci rambut dan bahan kosmetik lainnya. Dalam bidang farmasi minyak kacang tanah dapat digunakan untuk campuran pembuatan adrenalin dan obat asma.
Kestabilan minyak akan bertambah dengan cara hidrogenasi atau dengan penambahan anti-oksidan. Dalam minyak kacang tanah terdapat persenyawaan tokoferol yang merupakan anti oksidan alami dan efektif dalam menghambat proses oksidasi minyak kacang tanah.
Racun di dalam kacang tanah yang disebut aflatoksin, dihasilkan oleh cendawan Aspergillus flavus. Aflatoksin ini terdiri dari B1, B2, G1, G2. Kode B dan G menunjukkan intensitas fluorecence biru (blue) dan hijau (green) jika disinari dengan sinar ultra violet. Kacang tanah berumur tua, yang digunakan sebagai bibit kadang-kadang mengandung aflatoksin.
Minyak kacang tanah yang didinginkan pada suhu -6,6 °C, akan menghasilkan sejumlah besar trigliserida padat. Berdasarkan flow test, maka fase padat terbentuk dengan sempurna pada suhu -6,6 °C. Sifat fisika-kimia minyak kacang tanah sebelum dan sesudah dimurnikan dapat dilihat pada Tabel.
Sifat fisika-kimia minyak kacang tanah sebelum dan sesudah dimurnikan:
Tabel 1. Sifat kimia dan fisika kacang tanah
Pembuatan tepung kacang tanah dan minyak kacang tanah
1.3. Alat yang digunakan:
No.
|
Alat yang digunakan
|
Spesifikasi
|
1.
|
Kertas saring
|
2 buah
|
2.
|
Alat soklet
|
1 buah
|
3.
|
Heating mantel
|
1 buah
|
4.
|
Neraca kimia
|
1 buah
|
5.
|
Gelas kimia
|
1 buah
|
6.
|
Labu destilasi
|
1 buah
|
1.4. Bahan yang digunakan:
No.
|
Alat yang digunakan
|
Spesifikasi
|
1.
|
Biji kacang tanah
|
30 gr
|
2.
|
Heksan
|
150 gr
|
1.5. Prosedur pembuatan:
1. Melakukan pengecilan ukuran terhadap kacang tanah.
2. Menimbang 10 gr bahan bersama kertas saring.
3. Memasukkan kedalam selongsong yang sudah diisi kapas dan didapatkan ujung-ujungnya.
4. Mengektrak dengan pelarut selama 2-3 jam.
5. Menyuling pelarut untuk memisahkan minyak dari pelarut.
6. Mendinginkan minyak rendemen minyak kemudian ditimbang.
7. Menghitung rendemen minyak dihasilkan.
1.6. Prosedur uji mutu:
1. Timbang piknometer kosong.
2. Masukkan sampel kedalam piknometer sampai jenuh.
3. Timbang kembali piknometer tersebut.
4. Hitung densitas dengan rumus:
= (berat piknometer + sampel) - berat piknometer kosong
volume piknometer kosong
1.7. Data pengamatan
NO.
|
PENGAMATAN
|
HASIL
|
1.
|
Kacang 1
|
7,38 gr
|
Kacang 2
|
7,98 gr
| |
2.
|
Berat bahan yang diektraksi
|
20 gr
|
3.
|
Persen kapasitas operasional alat
|
90 %
|
4.
|
Densitas minyak
|
0, 99 gr/ml
|
5.
|
Rendemen
|
0,1 %
|
6.
|
Waktu ektraksi
|
2 jam 21 menit
|
7.
|
Waktu distilasi
|
1 jam 19 menit
|
8.
|
Suhu ektraki
|
750C-770C
|
1.8. Data pengamatan waktu
No.
|
waktu
|
Keterangan
|
1.
|
0
|
Belum mendidih
|
2.
|
± 5 menit
|
Menguap (dinding terlihat basah)
|
3.
|
7 menit
|
Mendidih
|
4.
|
7 menit 30 detik
|
Tetes pertama
|
5.
|
7 menit 43 detik
|
Siklus 1
|
6.
|
15 menit 46 detik
|
Siklus 2
|
7.
|
24 menit 31 detik
|
Siklus 3
|
8.
|
31 menit 36 detik
|
Siklus 4
|
9.
|
38 menit 51 detik
|
Siklus 5
|
10.
|
46 menit 36 detik
|
Siklus 6
|
11.
|
54 menit 34 detik
|
Siklus 7
|
12.
|
1 jam 1 menit 39 detik
|
Siklus 8
|
13.
|
1 menit
|
Tetes pertama
|
14.
|
4 menit 30 detik
|
Siklus 1
|
15.
|
11 menit 5 detik
|
Siklus 2
|
16.
|
17 menit 22 detik
|
Siklus 3
|
17.
|
23 menit 32 detik
|
Siklus 4
|
18.
|
28 menit 47 detik
|
Siklus 5
|
19.
|
34 menit 32 detik
|
Siklus 6
|
20.
|
41 menit 29 detik
|
Siklus 7
|
21.
|
47 menit 24 detik
|
Siklus 8
|
22.
|
55 menit 10 detik
|
Siklus 9
|
1.9. Blok diagram.
Gambar 7. Blok diagram uji densitas
1.10.
|
Gambar 7. Blok diagram uji densitas
1.11. Hitungan neraca massa
v Perhitungan densitas :
= volume hasil densitas – berat piknometer kosong
Voleme piknometer
= 15,29 – 10,29
5
= 4,95
5
= 0,99 gr/ml
v Neraca massa masuk :
xm = 49,9 = 0,499 gr
100
xp = 50,1 = 0,501 gr
100
v Ekstrak:
xs = 72,8 = 0,932 %
v Residu:
F + S = E +R
20 + 97,5 = 126,657 + R
117,5 = 126,657
= 126,657 – 117,5
= 9,157 gr
v Neraca massa padat (xp) :
F . xp + S . xp = E . xp + R . xp
20 .0,501 + 0 = 0 + 9,157 . xp
20,501 = 9,157 . xp
= 20,501
9,157
= 2,240 gr
v Neraca komponen pelarut
F . xs + S . xs = E . xs + R . xs
0 + 97,51 = 72,8 . 0,932 + 9,157 . xs
97,51 = 67,8496 + 9,157 . xs
97,51 = 77,01. xs
=1,267 gr
v Neraca kompenen minyak :
xm = 9,157 – (2,240 + 1,267)
= 9,15 – 3,51
= 5,64
v % rendemen = 5,27 X 100% = 0,1%
49,9
IN
|
OUT
| ||||||
F
|
S
|
E
|
R
| ||||
KOMP
|
JLH
|
KOMP
|
JLH
|
KOMP
|
JLH
|
KOMP
|
JLH
|
Minyak
|
0,499
|
pelarut
|
150
|
Minyak
|
5,27
|
Padatan
|
2,240
|
Padatan
|
50 ,1
|
pelarut
|
72,8
|
Pelarut
|
1,267
| ||
minyak
|
5,64
| ||||||
1
|
150
|
78,07
|
9,147
| ||||
151
|
87,217
|
Jadi, IN tidak seimbang dengan OUT yang dihasilkan.
1.12. Kesimpulan :
Minyak kacang tanah yang dihasilkan memiliki densitas 0,99 gr/ml. Sedangkan, menurut SNI minyak kacang tanah memiliki densitas 0,91 gr/ml. Sehingga, minyak kacang tanah tidak sesuai dengan SNI. Minyak kacang tanah tidak sesuai dengan ketentuan SNI dikarenakan suhu yang terlalu tinggi sehingga minyak yang dihasilkan tidak sesuai dengan SNI dan hasil OUT pun menurun dari umpan yang telah di berikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar