Aku qhiza, aku sial
dalam masalah percintaan. Cowok yang aku sukai ternyata mendekatiku untuk
mendapatkan yang katanya adalah sahabatku (mantan sahabat). Mantan sahabatku
dan aku memang akrab kami berteman sudah 8 tahun. Bahkan kami sengaja masuk SMP
yang sama. Saat itu ada anak baru. Lalu, cowok itu mendekatiku hingga akhirnya
aku suka sama dia. Setelah aku menyukainya dan bersikap baik dengannya. Mantan
sahabatku itu malah memarahiku di depan teman-temanku dan mengatakan bahwa aku
telah mencoba merebut cowoknya yang tak lain adalah si anak baru.
Hah, hatiku sakit.
Disakiti seorang orang asing tetap saja hati terasa sakit tapi, disakiti teman
rasanya 10 kali lipat sakitnya. Semenjak itu aku di singkirkan dari
teman-temanku parahnya ada teman-teman barunya selalu membullyku.
Aku pindah sekolah
yah, walau sudah kelas 3 tapi siapa yang
dapat bertahan bila belajar di tempat yang seperti neraka.
Saatku SMA aku suka
dengan teman cowok, namanya dedi. Dia pehatian denganku. Kami dekat lumayan
lama dan dia nyatakan cinta kepadaku. Ntah kenapa aku tak ingin terburu-buru
menjawab perasaanya. Dan saat aku kerumah temanku, beni untuk meminjam buku . Aku bertemu dengan
ibu beni dan ibu beni memintaku segera ke lantai dua saja karena dedi juga di
sana. tak ku sangka saat aku di depan kamar dedi aku melihat dedi dan beni lagi
bermesraan seperti orang dewasa pacaran. Pintu kamar tebuka lebar Mereka kaget saat
aku melihat mereka. Aku kaget dan segera lari pulang ke rumah. Setelah kejadian
itu akhirnya meraka mengaku bahwa mereka gay dan sudah 3 tahun mereka
berpacaran dan parahnya pacar mereka yang cewek hanya untuk menutupi aib
mereka. Sungguh aku ingin mati saat itu. Aku tak menyangka bahwa cowok yang aku
cintai adalah gay.
Aku segera menelpon
izan. Aku menangis di telepon. dia bilang “dia sekarang bahagia dengan cowoknya? Apa
gunanya kamu mengangisi gay kaya dia? KAGAK ada. Bagun,zha. Sadar!”.Dan aku
sadar. Benar kata Izan, aku tak perlu menangis bahkan mati. Karena tak layak
aku menangisi seorang gay seperti dia yang hanya memanfaatkan cewek untuk
menutupi keanehannya.
Ada tamu yang datang,
dia junior kakakku ngedance.
“zan, cakep banget.
Rasanya mau aku bungkus.”kataku ke Rizal lewat telepon.
“bungkus! Awetin simpen
di kulkas”katanya.
“hahahaa.... aku
dengar kamu pulang 4bulan lagi ya?”tanyaku.
“ya”
“tanggal?”
“belum pasti juga.
Zha, nama tu cowok kamu udah tau?”
“belum”kataku.
“trus apa
rencamamu?”
“aku diemin ja
dulu, aku gak mau terlalu ketawan ngejar dia”
“hahaha... good
girl”
“zan, udah dulu
ya..? ngantuk ni”kataku.
“ia. Bye!”
“bye!”
Aku terbangun dari
tidurku. Ada sms no name masuk di Hpku.
malem, aku riszal temen kakakmu.
Aku segera
membalasnya.
Pagi, maaf aku telat bales. Kenapa?
Dari SMS itu pun
kami semakin SMSan. Karena seringnya dia SMS aku , aku jadi hapal jadwal
kuliahnya.
“dia yang SMS aku
duluan, zan. Ye.. walau aku suka aku tak akan SMS cowok duluan,zan”kataku.
“hehehe.. aku tau
kamu. Bagus deh. Jangan terlalu lihatkan rasa tertarikmu!”kata Izan di sebrang
telepon sana.
“dia tipe aku
banget, buat aku meleleh”kataku.
“hahaha... kamu
punya temen cewek gak?”
“aku gak punya
temen, selain kamu. Kenapa? Kalo da kamu mau deketin temanku ya?”
“gak gitu. Artinya
tu cowok gak incar temanmu”
“hep! Jangan ungkit
masa lalulah! Akukan jadi sedih”
“saat dia datang
kamu pake pakaiyan yang seksi y...”
“gak ah, ngapain.”
“buat ngecek aja.
Mana tau dia gay.HAHAHAHAHA....”
“ku BASMI juga
kamu!!”
“hahahahaha.........”
“udah puas ketawain
aku?”
“udah.
Hahahahaha.... jangan terlalu cepat ambil keputusan!”
“hey, aku kenal ma
si parasit 3 bulanan, sama gay tu 8bulan. Kurang lama apa lagi coba? Untung
belum jadian.”
“sabar! Zha, maaf
ni udahan dulu dosenku nyari”
“mentang2 asdos. Yo weslah”kataku.
Kedekatanku dengan
riszal memang sedikit aneh. Aku senang dengannya tapi, kenapa terasa ada yang
salah.
Tiba-tiba pesan
dari riszal masuk.
From: riszal
To: qhiza
Dingin banget.
From: qhiza
To: riszal
Terus????
From: riszal
To: qhiza
Peluk!
From: qhiza
To: riszal
Maksud loe?? Sana duduk di atas kompor biar anget.
From: riszal
To: qhiza
Bukan anget, aku malah jadi angus.
Tak lama dia
mengirim pesan padaku
From: riszal
To: qhiza
Boosan....
From: qhiza
To: riszal
Kenapa? gak punya teman ya?
From: riszal
To: qhiza
Ya... temanin
aku dong....
Kami pun
berbincang-bincang hingga larut malam.
From: riszal
To: qhiza
Jalan yuk??
From: qhiza
To: riszal
Kemana??
From: riszal
To: qhiza
Kamu maunya kemana??
From: qhiza
To: riszal
Ehm... kemana ya? Aku pikir-pikir dulu ya?
From: riszal
To: qhiza
Ia.
From: qhiza
To: riszal
Aku mikir itu lama
From: riszal
To: qhiza
Gak apa.
From: qhiza
To: riszal
Benerran gak apa?
From: riszal
To: qhiza
Ia.
From: qhiza
To: riszal
Yakin? Aku mikirnya lama loh.
From: riszal
To: qhiza
Gak papa.
From: qhiza
To: riszal
Beneran?
From: riszal
To: qhiza
ia.
From: qhiza
To: riszal
Yakin ni?
From: riszal
To: qhiza
Ah, capek jawabnya...
Lama-lama aku peluk juga kamu.
From: qhiza
To: riszal
Ya udahaku gak mau :P
From: riszal
To: qhiza
Loh kok gak mau?
From: qhiza
To: riszal
Aku udah ada janji ma temanku, ni lagi ngumpul.
From: riszal
To: qhiza
Sampai jam berapa?
From: qhiza
To: riszal
Kurang tau juga.
From: riszal
To: qhiza
Aku jemput ya?
From: qhiza
To: riszal
Bolleh
Riszal datang
dengan motor bebeknya. Aku menghampirinya.
“kita kemana?”tanyanya.
“pulang
dong”jawabku.
“kok pulang? Jalan
bentar ya?”
“katanya mau
ngantarin pulang..”
“hehehehe... makan
dulu yuk”
“ia aku nurut sama
orang tua”jawabku sambil naik ke motornya. Dia tertawa pelan.
“kok
diem?”tanyanya.
“kok ngajak
jalan?”tanyaku.
“gak ada, bosan.”
“pasti bosankan karena si dia lagi cuek.hahahahaha....”
“pasti bosankan karena si dia lagi cuek.hahahahaha....”
“dia gak cuek.
Tapi, marah.”jawabnya dengan ekpresi berubah. Dia terlihat kaget dan terkejut.
Aku yang hanya menduga bakalan seperti ini hanya melanjutakn aktingku yang
pura-pura tak tersakiti.
“hahahaha... eh
tapi, kalo dia tahu aku bisa di bantai ni. Serem....”
“dia gak bakal kaya
gitu kok”
“jadi, kamu bener
punya pacar ni”
“ee, tenang dia...
dia gak akan tahu”jawabnya gugup.
“cowok sialan. Kamu
kira aku halte, jadi pemberehentiaan sementara”gerutuku dalam hati.
“wah, kasiman... sertai
dong, sertai”kataku pura-pura tak terluka.
“santai!”katanya.
“eh, maaf akukan
anak kecil. Aku belum lurus bilang santai”jawabku dengan senyuman palsu.
“tadi?”tanyany
tersenyum kembali.
“contoh”jawabku.
Tangannya mengelus-ngelus kepalaku lebut. Sayang, elusannya dan senyumannya tak
selembut hatinya.
Setelah sampai
rumah aku melepaskan kepergiannya dengan senyuman. Tapi, setelah itu aku
menangis. Aku segera menelpon izan.
“zan, dia punya
cewek dan aku hanya jadi yang sementara, selingkuhan”kataku sambil menahan air
mataku.
“tenang,zha!
Tenang, cowok gak dia saja. Kamu kenal dia juga seminggu pasti rasa sakitny
cepat hilang” jawabnya.
Izan pun mengajakku
cerita sehingga aku melupakan kepedihanku. Riszal masih sering mengirimiku
pesan dan aku tetap membalasnya tapi, tanpa perasaan tak seperti dulu.
Tanpa cinta aku
putusin fokus kekuliahku.
“zan, sumpah aku
gak maksud buat seperti itu. Pikir-pikir dululah.”kataku.
“aku cintanya emang
di sini”jawabnya.
“pikirin juga orang
tuamu”
“hahahaha....
pikirin orang tuaku atau kamu”
“aduh, percaya diri
sekali”
“kita udah 9 tahun
tidak bertemu ya?”
“ia. Kamu pindah,
malah setan yang mengganti posisismu”
“sabar. SD itu masa
lalu”
“udah dulu ya”kataku sambil mematikan telepon. Saat SD aku tek terlalu
dekat dengan Izan karena dulu aku hanya dapat bicara pada “sahabatku”. Saat
kelas 4 Izan pindah dan kami bertemu kembali saat pertemuan alumni ayahku dan
ibunya kami saat kelas 7. Dan saat itulah kami mulai berbicara dan menjadi
teman.
Hari ini hari
yangku nanti. Karena hari ini Izan pulang dan berjanji akan membawakanku
pakaian tradisional indian lengkap dengan topi dan sepatunya. Izan di amerika
untuk sekolah disana, jujur ja aku tak ingat dengan universitasnya. Hehehe...
yang aku tau dia sejak SD di sana dan sekarang mengambil hubungan
internasional. Aku?? Aku mah ambil hikmahnya saja.
Aku menunggu di
bandara bersama ayahku, menunggu lelaki yang sejak dulu tak bertemu denganku.
Aku dan ayah memperhatikkan setiap orang yang keluar dari pintu. Dan ada lelaki
tinggi berambut hitam gelap dengan pakaian berantakan, poni yang di ikat depan,
dan mengenakan celana pendek menyentuh bahuku.
“ayo, pulang!”kata
lelaki itu. Aku dan ayah kaget melihatnya.
“kamu
siapa?”tanyaku.
“hay,zha. Apa kamu
tak mengenali temanmu sendiri?”tanyanya.
“izan?”
“yah, ini aku. Mana
paman?”katanya dengan tersenyum.
“aku disini. Ayo,
ikut”kata Ayah dengan kaget.
Izan duduk di
sebalahku. Aku memperhatikanya dan dari semua yang dia kenakan hanya sepatu saja
yang terlihat rapi itu pun tak mengunakan kaos kaki.
“hey, kamu binggung
dengan penampilanku?”katanya dengan senyuman.
“ia. Aneh saja
seorang asesten dosen bergaya seperti ini, sungguh luar dugaan”jawabku polos.
“apa kamu tak
melihat foto profil di akunku?”
“tidak”
“kenapa?”
“aku tidak sekurang
kerjaan seperti itu”
“benarkah?”
“ngomong-ngomong
apa kamu bawa yang aku pesan?”tanyaku.
“ia”
“bagus kalo
begitu.”jawabku.
“kamu tak menayakan
perjalanku?”
“tidak. Karena
semua perjalanan pasti sama.”jawabku dan izan tersenyum.
Mobil ayah berhenti
di depan rumah Izan. Ibu sibuk sehingga tak dapat menjemputnya. Kami menunggu ibu Izan lumayan lama, maklum
ibu izan adalah pengusaha. Saat ibunya masuk, ibu izan langsung menghampiriku
dan memelukku.
“lah, mbak zha
datang juga. Mbak, kok kemarin tidak datang? padahalkan tante udah minta mamamu
mengizinkan kamu menginap dirumah tante.”kata tante sambil mengusap-usap
punggungku.
“maaf,tante. Habis
zha ada ujian paginya”kataku.
“ma, udah
pelukannya. Anak mama yang baru pulang itu izan, ma. Kalo tidak jadikan saja zha
anak mama”.kata izan sambil melepaskan pelukan ibunya.
“ide bagus. Zha
punya pacar?”tanya tante.
“em.. tidak punya
tante”jawabku.
“ya sudah besok
nikah sama izan saja biar kamu jadi anak tante”kata ibu izan sambil tertawa.
“mama!”kata izan.
“kamu keanpa?
Keberetan? Qhiza saja tidak keberatankan? ”tanya tante. Aku binggung jawab
apa.
“tanya dulu sama
ayahnya”kata ayah.
“kamu mau kan
anakmu untukku?”kata ibu izan.
“boleh saja asal
anakmu dapat kerjaan layak”kata ayah.
“ah, ya sudah.
Nikahin saja kami besok. Ayah, restui aku ya?”kata izan kepada ayahku. Semua
jadi tertawa.
Aku kembali kerumah
sambil membawa baju ala indian.
“itu yang dikasih
izan?”tanya mamaku.
“ia,mah”
“buat apa sama
kamu?”
“em, iseng”kataku.
Paginya izan sudah
didepan rumahku.
“kenapa?”tanyaku.
“aku ingin
mengantar dan menjemputmu ke kampus setelah itu kita jalan-jalan.
Bagaimana?”katanya.
“bisa!”kataku
tersenyum.
Saat aku keluar
dari mobilnya dia ikut keluar.
“waktumu masih
banyak?”tanya izan.
“lumayam, karena
naik mobilmu aku jadi cepat 30menit.”jawabku.
“temanin aku
berkeliling ya?”katanya.
“bisa!”kataku. dia
merjalan di sampingku mengiringi. Banyak mata cewek melihat ke arah kami.
Mungkin mereka bergunjing atau terpesona dengan cowo disampingku. Tapi, aku tak
peduli. Setelah 30 menit berlalu kami kembali ke tempat mobilnya parkir.
“em..aku kuliah
dulu, kamu pulang saja”kataku sambil melihatnya.
“pantasan saja
banyak cewek yang melihat ke arah kami. Penampilan Izan hari ini celana jens
selutut kaos putih dengan blezer pinknya terlihat sangat keren.”pikirku.
“ada apa
za?”katanya sambil memegang keningku.
“tidak
apa-apa”kataku.
“kenapa dari tadi
tidak menjawabku”katanya.
“aku baru ingat
sama tugasku jadi tadi aku kepikiran.”jawabku bohong .
“oh, ya udah. Aku
pulang dulu nanti aku jemput”katanya. Aku mengaguk dan berjalan pergi.
“siapa tadi?
Pacarmu?”kata karin.
“akhirnya kamu
punya pacar juga”kata vina.
“sayangnya dia
hanya temanku”jawabku lesu.
“cekep. Tapi, kamu
cocok dengan dia loh”kata vina.
“kami sudah lama
temanan”kataku.
“kok kami tidak
tau?”kata karin.
“dia izan”kataku.
“waw, keren
banget”kata mereka kompak.
“ingat peliharaan
kalian di rumah”kataku.
“kan belum nikah
jadi masih ada peluang”kata karin.
“ya benar”kata
vina.
“aku bilangin
loh....”kataku.
“kayanya kamu takut
ni izannya kami bungkus”kata karin.
“hehehe..”kataku.
“ketebak!”kata
karen.
Seperti yang di
janjikan dengan izan, izan datang menjemputku. Sebelum pulang dia mengajak aku
makan di rumah makan thailand.
“bayarin
ya?”tanyaku.
“ia”jawabnya.
“janji ya?”
“ia”
“hehehe.... aku
sayang Izan. Kamu teman terbaikku”kataku.
“kalo di kasih
gratisan bilang sayang, kalau di cuekin bilang mau bunuh aku”kata izan.
“damai!”kataku
sambil tersenyum.
Sesampai aku
dirumah aku tidur di kasurku. Aku berfikir dan menyadari ternyata kehadiran
izan sangat membuat hidupku berbeda. Hidupku biasanya sepi dan terasa sangat
menyebalkan saat izan tidak membalas pesanku. Lelaki yang bersamaku selalu
bermasalah. Dan aku berfikir bila aku bersama izan tidak ada ruginya bila dia
jadi pacar ku. Tidak-tidak dia menganggapku hanya sebagai teman biasa.
Siang itu kami
bertemu setelah aku menyelasaikan matakuliahku Izan segera menjemputku.
“zan, aku selalu
menceritakan segalanya tentang hidupku kamu juga begitu. Tapi, kamu tak pernah
menceritakan tentang kisah cintamu”tanyaku.
“hem, kisah cintaku
lebih buruk darimu.”kata izan.
“ceritalah”kataku
dengan nada dan wajah yang menja.
“aku tak mau
membuatmu menangis karena kisahku”kata izan sambil memperbaiki posisi poniku.
Aku terdiam membeku.
“ya sudah kalau
begitu”kataku. Dia tersenyum.
“apa dia
menyukaiku? Ah, tidak dia hanya mengaggapku teman. Ayo, sadar zha! Kamu
sahabatnya jangan sampai kamu merusak karena perasaanmu.”pikirku.
“hey, zha! Sama
siapa?”kata vino yang tiba-tiba datang menghampiriku.
“eh vino, teman.
Kok kamu disini?”tanyaku.
“lah, bukanya aku
selalu ada di hatimu”kata vino.
“vin, aku meleleh.
Apa kabar ni?”kataku.
“baik. Aku lagi
sibuk ni.”kata vino.
“sibuk ngapain?”tanyaku.
“aku lagi ada
proyek”kata vino.
“kalo ada kerjaan
bilang dong, aku juga mau ada sempingan. Proyek apaan?”kataku.
“proyek mengukir
kamu dihatiku”kata vino sembil senyum nakal.
“vino, aku meleleh
tampung ni..”kataku.
“aku duluan ya,
beb. Udah di tunggu ini sama teman-temanku dilantai dua”katanya. Aku mengganguk
pelan.
“heh,aku di
sini!”kata izan. Aku terkekeh pelan.
“asik banget ya?
Dia siapa?”tanya izan.
“hehehe... teman
lama”
“teman apa?”
“SMA.”
“SMA.”
“Dulu dekat banget
ya?”
“gak”
“kok sekarang dekat
banget?”
“dia pernah
hubungin aku lagi dulu, buat bantu dia bikin tugas kuliahnya. Makanya jadi
lebih dekat”
“oh, tapi aneh saja
kamu gak cerita”
“ih, cerewet
banget. Kamu suka dengan aku ya?”
“tentu saja. Kalo
gak suka gak mungkin selama 8tahun ini aku selalu ada di sampingmu, menjadi
temanmu”
“hehehe...
ia”kataku.
“dia mengagapku
hanya sebagai teman”gerutuku dalam hati.
“besok kamu
ulatahkan?”tanya Izan.
“masa?
Benarkah??”tanyaku.
“ia. Kamu mau kado
apa?”tanya izan.
“kamu kenapa
memberikan aku kado?”
“karena aku
temanmu. Kamu ingin memberikan kamu kado yang sangat berharga?”
“kamu cinta
denganku?”
“tidak mungkin aku
mencintaimu”kata izan. Aku tidak tahan
lagi, aku berlari dan menagis. Izan tentu saja segera mengejarku tapi, aku
bersembunyi dan pulang.
Handphoneku berdering. Aku
melihat jam ternyata jam 11.35 dan aku mendiamkan saja handphone ku setelah
mengetahui izan meneleponku. Lampu kamarku tiba-tiba dihidupkan ibu.
“turun kebawah ada yang mau diomongkan.”kata ibu dengan wajah serius. Aku takut ibu marah denganku jadi aku
segera turun kebawah. Saat aku turun tidak ada orang jadi aku mencariku ruang
tamu. Aku melihat ibu, ayah, kakak-kakakku dan izan.
“zha, Aku tak mungkin mencintaimu
karena aku benar-benar cinta gila denganmu. Aku suka kamu, temanku. Maaf, aku
salah! Ini bukan suka tapi cinta yang tidak biasa. Aku tidak dapat mengusir
kesepian tanpamu. aku selalu siap mendengarkan rencana kamu, marahmu, kesalmu
,dan bahagiamu, zha.”kata izan menghampiriku. Aku terhanyut dengan kata-kata
indahnya.
“bercandakan?”tanyaku. aku
melihat sekelilingku, ibu Izan ada disampingku sedang merekam kami.
“saat bertemu denganmu disekitarmu seperti kembang api, begitu cantik. kamu cewek yang Pendek, cantik dan rapuh. Tapi kamu, Meninggalkan sebuah lubang hitam tak berujung di hatiku.
What should I say? Tell me, what else can I do for you! Aku merasa terbebani saat jauh darimu.” Kata Izan.
“saat bertemu denganmu disekitarmu seperti kembang api, begitu cantik. kamu cewek yang Pendek, cantik dan rapuh. Tapi kamu, Meninggalkan sebuah lubang hitam tak berujung di hatiku.
What should I say? Tell me, what else can I do for you! Aku merasa terbebani saat jauh darimu.” Kata Izan.
“kamu bohongkan, zan?”tanyaku. air
mataku menetes, aku tak dapat berbohong bahwa aku bahagia.
“Katakan padaku, apa lagi yang bisa saya lakukan untuk kamu,zha? Agar kamu percaya bahwa aku sungguh-sungguh”kata izan. Aku menggeleng dan menangis haru.
“Katakan padaku, apa lagi yang bisa saya lakukan untuk kamu,zha? Agar kamu percaya bahwa aku sungguh-sungguh”kata izan. Aku menggeleng dan menangis haru.
“ aku ingin lebih dari teman.
Maukah kamu jadi pacarku?”kata Izan.
“aku mau”kataku. Izan memelukku.
“tapi, setelah kamu lulus kita nikah
ya? Makanya cepat kamu lulusnya”kata izan.
“hey, jangan asal bicara! Aku tak
mau secepat itu. Lagian orang tuaku pasti tak setuju”kataku.
“kamu salah, zha. Ayah dan ibu
sangat setuju malah ingin membuat pernikahan kalian secepatnya, Izan udah merencanakannya dengan ayah dan ibu sejak setahun lalu..”kata ayah
dengan senyuman.
“zan, ibumu menyorot kita!”kataku sambil menyembunyikan wajahku di bahunya.
“ma, menantumu malu. Jadi jangan shooting lagi”kata
izan tertawa pelan dan aku memukulnya pelan. Ayah, ibu, kakak dan ibu izan
tertawa.
“zan, ibumu menyorot kita!”kataku sambil menyembunyikan wajahku di bahunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar