I.
Judul
: Pembuatan
Biodiesel dengan
Mengunakan Minyak Jelantah.
II.
Tujuan
:
Tujuan dilakukanya uji praktik
pembuatan biodiesel dari minyak jelantah ini adalah untuk:
1.
Untuk
mengetahui berapa persen rendemen biodiesel yang dihasilkan.
2.
Untuk
mengetahui hasil uji mutu biodiesel, yaitu sifat fisik dan massa jenis
biodiesel.
III.
Dasar
Teori:
Biodiesel
adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari sumber
daya hayati yang berupa minyak lemak nabati atau lemak
hewani. Senyawa utamanya adalah ester. Ester mempunyai rumus bangun sebagai
berikut :
Gambar 1 rumus
bangun ester
Biodiesel
dapat dibuat dari transesterifikasi asam lemak. Asam lemak dari minyak lemak
nabati direaksikan dengan alkohol menghasilkan ester dan produk samping berupa
gliserin yang juga bernilai ekonomis cukup tinggi.
Biodiesel telah banyak digunakan sebagai bahan bakar
pengganti solar. Indonesia mempunyai banyak sekali tanaman penghasil minyak
lemak nabati, diantaranya adalah kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, jarak,
nyamplung, dan lain-lain.
Tabel 1. Sifat fisik dan kimia biodiesel.
Sifat fisik / kimia
|
Biodiesel
|
Komposisi
|
Ester alkil
|
Densitas, g/ml
|
0,8624
|
Viskositas, cst
|
5,55
|
Titik kilat, oc
|
172
|
Angka setana
|
62,4
|
Bahan- bahan yang digunakan dalam pembuatan biodiesel
sebagai berikut:
1.
Metanol.
Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol atau spritus.
Metanol adalah bentuk alkohol yang paling sederhana. Metanol diproduksi secara
alami oleh bekteri diudara.
Sifat fisika dan kimia metanol sebagai berikut:
Tabel
2. Sifat fisik dan kimia metanol
Sifat kimia dan fisika
|
|
CH3OH
|
|
32.04 g/mol
|
|
0.7918 g/cm³, liquid
|
2.
Minyak jelantah
Minyak jelantah adalah minyak limbah yang berasal
dari jenis-jenis minyak seperti minya jagung, minyak sayur, minyak samin dan
sebagainya, yang telah dipakai sebelumnya. Minyak jelantah yang digunakan
berulang-ulang dapat merusak kesehatan manusia yang menimbulkan penyakit
kangker, dan menguangi kecerdasan generasi berikutnya karena terdapat
senyawa-senyawa yang bersifat karsinoginetik yang terjadi saat pengorengan.
Minyak jelantah yang digunakan dalam pembuatan biodiesel adalah minyak jelantah
yang sekali pemakaian.
3.
Katalis
Seperti reaksi kimia pada umumnya, pada reaksi
esterifikasi dan transesterifikasi ditambahkan katalis untuk mempercepat laju
reaksi dan meningkatkan perolehan. Katalis dapat menurunkan energi aktifitasi
pada suatu zat. Zat yang memiliki energi aktifitasi akan sulit meregangkan
gugus senyawanya sehingga reaksi akan lama terjadi dan untuk mempercepatnya
dibutuhkan katalis untuk mempercepat reaksi.
Untuk pembuatan biodiesel mengunakan
katalis NaOH (natrium hidroksida) juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium
hidroksida adalah sejenis basa logam basa logam kaustik. Natrium hiroksida
membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. NaOH juga
digunakn dalam pembuatan biodiesel dari minyak jelantah sebagai katalis.
Adapun sifat fisika dan kimia NaOH
sebagai berikut:
Tabel 3. Sifat fisika
dan kimia NaOH
Sifat fisika dan
fisika
|
|
Massa molar
|
39,9971 g/mol
|
Titik didih
|
1390 0C
|
Titik leleh
|
3180C
|
Densitas
|
2,1 g/cm3
|
Kelarutan
|
Larut dalam air
|
IV.
Alat:
Adapun
alat – alat yang digunakan dalam praktik methanol sebagai berikut:
Tabel 4. Alat yang digunakan dalam pembuatan biodiesel.
No.
|
Nama alat
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
1.
|
Piknometer.
|
Uncalibrasi
|
1 buah
|
2.
|
Gelas ukur.
|
250 ml
|
1 buah
|
3.
|
Gelas neraca.
|
1 buah
|
|
4.
|
Termometer.
|
1 buah
|
V.
Bahan:
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam praktik metanol sebagai berikut:
Tabel 5. Bahan yang
digunakan dalam pembuatan biodiesel.
No
|
Nama bahan
|
Jumlah
|
1
|
Minyak goreng
|
50 ml
|
2
|
Metanol 99%
|
25 ml
|
3
|
NaoH
|
0,5 gr
|
VI.
Prosedur
pembuatan biodiesel
1. Pipet
50ml minyak jelantah.
2. Timbang
NaOH 0,5 gr
3. Pipet
methanol 25 ml.
4. Larutkan
NaOH dengan methanol menjadi larutan satu.
5. Campurkan
larutan satu ke dalam minyak jelantah sedikit demi sedikit.
6. Panaskan
campuran sampai 50-550C, selama 30 menit, waktu 30 menit dihitung
saat thermometer menunjukkan suhu 550C.
7. Diamkan
selama 5 menit.
8. Masukkan
campuran kedalam corong pisah.
9. Diamkan
45 menit.
10. Pisahkan
biodiesel dengan glaseril.
11. Cuci
biodiesel dengan air hangat 4X.
12. Pisahakan
miyak dari air.
13. Pindahkan
air ke gelas piala, lalu dipanaskan 15 menit.
14. Tambahkan
CaCl2 ke biodiesel untuk menerik air yang terikat.
15. Lakukan
penyaringan dengan kertas saring.
16. Ukur
volume biodiesel yang dihasilkan.
17.
Uji mutu biodiesel.
VII.
Prosedur uji mutu
1.
Timbang
piknometer kosong.
2.
Masukkan
sampel kedalam piknometer sampai jenuh.
3.
Timbang
kembali piknometer tersebut.
4.
Hitung
densitas dengan rumus:
= (berat piknometer + sampel) -
berat piknometer kosong
volume piknometer kosong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar